Perubahan kognitif yang menjadi cirri remaja mempunyai implikasi penting bagi usaha – usaha menangani perilaku kelompok remaja beresiko maupun penyuluhan kesehatan remaja (Crokett & Petersen, 1993). Sejumlah pakar berpendapat bahwa egosentrisme remaja adalah penyebab initi perilaku mereka yang berani mengambil resiko tinggi. Argumen yang dikemukakan adalah bahwa karena remaja, teruatama yang masuh muda, memandang diri mereka tak terkalahkan, kebal fisik, dan kebal sangsi hokum yan tindakan yang beresiko tinggi dan membahayakan kesehatan mereka (Arnett, 1992). Misalnya, dalam suatu penelitian egosentrisme berkaitan dengan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab pada pelajar SLTA (Arnett, 1995). Pakar lain mengemukakan bahwa dimensi kognitif pada egosetrisme bukanlah penyebab perilaku mengambil resiko (Lapsley, 1993). Misalnya, pada suatu penelitian pola negativitas pada suatu keluarga berkaitan dengan perilaku berani mengambil resiko pada remaja (Lefkowitz, 1994).
Meningkatnya penalaran hipotesis-deduktif yang menyertai vara berpikir operasional formal seharusnya mengurangi perilaku berani mnegambil resiko serta memperlancar usaha – usaha penyuluhan kesehatan bagi remaja. Sejalan dengan mematangnya remaja secara kognitif, sebagian remaja lebih mampu memahami resiko kesehatan, memikirkan perilaku mereka, memperhatikan akibat jangka panjang dari tindakan mereka, serta memahami makna simbolik. Disayangkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan minat terhadap makna simbolik yang terjadi dapat membuat remaja menjadi lebih mudah terpengaruh iklan yang secara simbolik mengaitkan produk – produk yang kurang sehat, seperti rokok dan alcohol, dengan daya tarik, penerimaan teman sebaya, dan status dewasa (Streinberg, 1991).
Program penyuluhan kesehatan juga perlu mempertimbangkan perbedaan perkembangan dalam kemampuan menalar. (Crokett & Petersem, 1993). Sebagai aturannya, remjaa muda sebaiknya diberi pendekatan yang lebih tua dengan pendekatan yang lebih abstrak, simbolik. Meski pun demikian, liputan kita mengenai kognitif remaja sehingga strategi penyuluhan kesehatan yang efektif dapat bervariasi meskipun ditunjukkan bagi remaja yang seumur.
Ringkasnya, meskipun egosentrisme mungkin dapat menjelaskan perilaku mengambil-resiko yang ditampilkan remaja, mungkin juga ada pemikiran lain yang dapat menjelasknannya. Kenyataan bahwa tidak semua remaja berada pada tahap perkembangan kognitif yang sama, menunjukkann bahwa diperlukan pendekatan ganda dalam usaha penyuluhan kesehatan bagi remaja yang lebih konkret dan yang lebih simbolik.
Sumber : Santrock, John. (1996). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar