Sabtu, 27 November 2010

Kekerasan Terhadap Perempuan Ganggu Kesehatan Anak

Jakarta (ANTARA News) - Kekerasan terhadap perempuan dalam sebuah keluarga juga berdampak serius bagi perkembangan, kesehatan, dan kelangsungan hidup anak-anak.
Hal itu terungkap dalam penelitian Kajsa Åsling Monemi dari Universitas Uppsala di Swedia.
Dia meneliti perempuan di Banglades dan Nikaragua , dan anak-anak mereka. Penelitian itu, sebagaimana dikutip Science Daily, menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya mengalami kekerasan kurang berkembang dan lebih sering sakit daripada anak lain. Monemi, seorang dokter anak, memantau lebih dari 3.000 anak-anak di Banglades sejak tes kehamilan sampai saat anak-anak berusia dua tahun. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari perempuan yang mengalami kekerasan memiliki berat badan lebih rendah saat lahir dan kurang berkembang saat bayi dan balita. Mereka juga lebih sering sakit daripada anak-anak lain, jenis penyakit yang menyerang seperti diare dan radang paru-paru.

"Baik di Banglades dan Nikaragua kematian sebelum usia lima tahun lebih umum diantara anak-anak yang ibunya mengalami kekerasan daripada diantara anak-anak dari perempuan yang belum pernah mengalami kekerasan," tulis Monemi dalam tesis doktoralnya yang berjudul "The Impact of Violence Against Women on Child Growth, Morbidity and Survival: Studies in Bangladesh and Nicaragua."
Menurut Monemi, ada beberapa penjelasan yang mungkin mengenai mengapa kekerasan melawan ibu bisa mempengaruhi kesehatan anak-anaknya.
Selama kehamilan janin kurang berkembang, dan setelah kelahiran kesehatan mental sang ibu sangat penting bagi kontak emosional dengan anak-anak dan bagi kemampuannya untuk merawat anak-anak.

Perempuan yang mengalami kekerasan sering memiliki jaringan sosial yang lebih lemah dan kekurangan biaya untuk mencari pertolongan medis bagi anak-anak mereka, contohnya. Itu berarti kesehatan anak-anak bergantung pada sumber ekonomi dan perlindungan yang bisa diberikan oleh lingkungan.
"Penelitian saya mengindikasikan bahwa konsekuensi kesehatan dari kekerasan terhadap perempuan dalam keluarga dalam perspektif global lebih besar dari yang kita ketahui sebelumnya," kata Monemi. (ENY/A024) 

Sumber :

Cerpen Lucu

Hello kawan-kawan..:) Ada beberapa cerita-cerita lucu nih..Silahkan dinikmati, resapi, dan kalo gak lucu silahkan dibaca dengan gaya kepala dibawah, kaki diatas..jiahhhhhh..:)


Salah Nurunin Resleting
Tumini seorang wanita dewasa pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.

Bus kota datang, tumini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar.

Tapi, ough, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus. Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus.

Tumini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Tumini.

“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”

Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal aja berani-beraninya nurunin resleting celana gue.”

Pemeras Kecil
Seorang anak kecil yang bandel melihat kakaknya dicium oleh teman lelakinya. Esok harinya, ia menemui lelaki itu.

“Abang semalam mencium kakakku bukan?”
“Ya, tapi jangan keras-keras. Ini seribu untuk tutup mulut!”
“Terima kasih, ini uang kembaliannya lima ratus!”
“Lho, kok pakai uang kembalian segala?”
“Saya tidak mau nakal, Bang. Semua orang yg mencium kakak juga saya tagih lima ratus!”
“???!!!”

Sakit kanker ato Aids??
Seorang penderita kanker di beritahukan oleh dokternya bahwa hidupnya tidak lama lagi hanya sekitar 2 minggu lagi. Mendengar khabar tak mengenakkan hati, ia memberitahukan anaknya untuk segera mengadakan pesta besar perpisahan.

Ditengah kawan-kawannya ia menyatakan : “Maaf teman-teman, Saya mengumpulkan Kalian agar tahu bahwa Saya tak lama lagi akan meninggalkan Kalian, AIDS telah merongrong tubuh Saya.”

Anaknya dengan heran bertanya : “Ayah, mengapa Ayah berbohong atas penyebab kematian Ayah?”

Ayahnya menjawab : “Sssst, aku tak mau salah seorang dari mereka akan tidur dengan Ibumu yang cantik setelah aku meninggal kelak !”
Kalo Kerja Pake Ini
Kerja pake ini Di suatu pinggiran kota, hiduplah seorang nyonya yang cukup (sedikit mampu) dengan pembantunya yang selalu buat masalah.

Suatu hari, pembantu itu memecahkan piring untuk kesekian kalinya... akhirnya nyonya itu memanggil pembantunya sambil memaki berkata," Minah....kamu ini gimana...dasar org goblok, makanya kalau kerja itu jangan pake ini (sambil nunjuk lututnya) tapi pake ini (sambil nunjuk kepalanya, otak-red)...kamu saya pecat.."akhirnya pembantunya pergi...

5 tahun kemudian, di suatu Supermarket..si Nyonya ketemu dengan pembantunya yang dulu tapi dengan pakaian yang mewah dengan banyak perhiasan emas...

Si-nyonya memanggil," Minah, kok kamu sekarang berubah..menjadi kaya...kok bisa????
Si-pembantunya menjawab," makanya Bu, kalau kerja itu jangan pake ini (sambil nunjuk kepalanya, otak-red) tapi pake ini donk (sambil nunjuk dii antara pahanya)...."?#$#@"
Kalau Main Dokter-Dokteran Jangan di Ruang Tamu
Sepasang suami istri tertangkap basah oleh anak mereka ketika sedang melakukan hubungan badan di ruang tamu. Pasangan suami istri itu berusaha menjelaskan kepada anak mereka yang setengah remaja itu, bahwa mereka sedang bergurau dan bermain dokter-dokteran.

Dengan santai si anak menasihati orang tuanya itu, "Kalau mau main dokter-dokteran jangan di ruang tamu, nanti kalau ada orang ngeliat kan disangka sedang melakukan hubungan suami-istri....!"



Sumber :
http://de-kill.blogspot.com/2009/04/kumpulan-cerpen-lucu.html

Puisi

AKU PERGI

Setelah melintasi waktu bersimbah pesonamu
Kini semua terasa tiada
Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong

Harapanku akanmu,
Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yang terjadi?
Tiba – tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba – tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yang makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang dibalik dusta

Auramu yang makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi…

(Mayank Ponimiring II * * bibirmerahmembabibuta@yahoo.com)

Nilai - nilai Konflik


Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.
Terdapat 5 kecenderungan:
• Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
• Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
• Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
• Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
• Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-samaAsumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.

Sumber :
Sumber: Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company

Jumat, 05 November 2010

Tes Wartegg

A.   Sejarah
          Awalnya dikenal dengan Drawing Completion Test
          F. Krueger & F. Sander (University of Leipzig)
- Didasarkan pada psikologi Gestalt; objek dari pengalaman +   pengalaman subjek membtk struktur indv.Phantasie Test

- Tipologi kepribadian
Analytical A-type rational-volitional
Synthesizing S-type vital-emotional
Analytical-Synthesizing   AS-typeintegrated type
          Dikembangkan oleh Dr. Ehrig Wartegg kualitatif
          Disempurnakan oleh G.M. Kinget kuantitatif

B.  Penjelasan
Yang diterangkan dalam makalah ini adalah versi Kinget. Tes Wartegg agak berbeda dengan Tes Gambar Orang dan tes Pohon karena bersifat lebih obyektif, dalam arti dapat dikauntifikasi, namun juga dapat dilakukan interpretasi kualitatif. Tes Wartegg berbentuk setengah halaman kertas folio, dicetak, ada 8 kotak dengan masing-masing satu tanda yang berlainan, kotak-kotak dilingkari garis hitam tebal.
Tes wartegg adalah tes kepribadian yang bertujuan untuk memperoleh insight mengenai struktur kepribadian seseorang. Tes wartegg merupakan tes gambar yang dipandang dari sudut arti diagnostiknya ( bukan artistiknya ). Poin yang mendapat perhatian adalah nilai ekspresinya dan sifat projektifnya yang terdapat dalam gambar. Keuntungan : bahan tes murah, praktis pemanfaatannya, dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dapat dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif
Hal yang perlu diperhatikan. Setiap stimulus memiliki karakteristik fisiognomi tertentu yang menuntut ekspresi dan sensitivitas (kepekaan) subjek dalam menanggapi secara tepat terhadap sifat sifat fisiognominya. Keberhasilan subjek dalam menanggapi stimulus terletak pada kemampuan untuk mengintegrasikan stimulus ke dalam bentuk gambar yang dibuat sekaligus menyesuaikan dengan sifat sifat fisiognominya.

C. Persyaratan Tes
1 lembar tes Wartegg, 1 pinsil HB, Alas yang keras dan licin, Penghapus (kecuali untuk tes kelompok)
Instruksi:
Pada lembar ini anda melihat 8 kotak. Dalam tiap kotak ada tanda kecil. Tanda - tanda ini tidak mempunyai arti khusus. Tanda-tanda ini hanya merupakan bagianbagian dari gambar-gambar yang anda harus gambar dalam tiap kotak. Anda boleh menggambar apa saja dan boleh dimulai dengan tanda yang paling disukai. Anda tidak perlu mengikuti urutan dari tanda-tanda ini tetapi anda diminta mencantumkan angka pada gambar-gambar yang dibuat secara berurutan. Anda boleh bekerja menggunakan penghapus tetapi janganlah memutar kertas.
Baru setelah subyek selesai mengambar, ia diminta untuk menulis apa saja yang digambarnya. Sebelumnya tidak diberikan instruksi untuk menghindari sugerti bahwa harus berupa lukisan. Sejak subyek menerima kertas perlu dilakukan observasi tentang apa komentar, apakah banyak pertanyaan, bagaimana pendekatannya terhadap tes dan bagaimana pelaksanaannya.

D. Prinsip Interpretasi
Untuk dapat membuat interpretasi terhadap hasil tes ini, perlu dipahami terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut. Tes ini mula-mula dikembangkan Krueger dan Sander dari University of Leipzig dengan latar belakang Ganzheit Psychologie. Kemudian dikembangkan oleh Ehrig Wartegg dan kemudian oleh Marian Kinget. Tujuannya adalah eksplorasi kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi dasar yaitu: emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, reality function, yang ada pada semua orang namun dengan intensitas dan interelasi yang berbeda. Struktur kepribadian tidaklah statis, berubah-ubah dan menentukan sebagian besar perilaku individu.
Maka tehnik eksplorasi juga melihat cara subyek berfungsi, yaitu apakah normal ataukah abnormal. Maka bila 1 atau beberapa komponen sangat dominan, berarti bahwa struktur tidak seimbang, jadi fungsi subyek adalah defektif. Misalnya, fungsi kontrol terlalu kuat maka perilaku akan terhambat, sedangkan bila imajinasi berkembang berlebihan maka kontak dengan realitas dan fungsi sosialnya terganggu.
Nilai diagnostik terutama terletak pada kemampuan pemeriksa. Pertama perlu dilihat apakah administrasi tes sudah benar, kedua, apakah subyek mengerti instruksi yang diberikan? Ketiga, apakah psikolog yang membuat penilaian baik kuantitatif maupun kualitatif menguasai sistem penilaian?. Dalam penilaian/analisis, tiap elemen harus dipertimbangkan dalam konteks seluruh gambar dengan memperhitungkan:
Usia, jenis kelamin, taraf pendidikan, pekerjaan dan mungkin latar belakang budaya subyek.
Dalam melakukan interpretasi ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu:
1. Stimulus Drawing Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang dengan gambar yang dibuat. Apakah rangsang merupakan bagian dari gambar atau terlepas dari gambar? SDR merupakan dasar untuk eksplorasi struktur persepsi dan afektivitas.
        Ada 8 SDR, tiap stimulus mengekspresikan suatu kualitas ttt. Nilai ekspresif ini digunakan untuk mengetahui bagaimana sso mempersepsi, merasakan, dan mengasosiasikan.
        Stimulus2 dibagi dalam 2 kelompok :
         Kualitas organis / feminine : stimulus 1, 2, 7, 8
         Kualitas teknis / maskulin   : stimulus 3, 4, 5, 6
        SDR 1 : sifatnya kecil, ringan, bulat, sentralitas
        SDR 2 : berkesan sst yg hidup, bergerak, lepas, mengalir, dinamis
        SDR 3 : kaku, teratur, tegas, progresif, mekanis
        SDR 4 : kuat, statis, suram
        SDR 5 : sifatnya teknis, konstruktif, konflik dan dinamik
       SDR 6 : kaku, simpel, membutuhkan perencanaan                              dalam menyelesaikan
        SDR 7 :  sifatnya halus, indah, lentur, tidak dapat diolah dengan kasar
        SDR 8 : bulat, fleksibel
2. Vontent atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar mempunyai isi apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat. Manifestasi asosiasi bebas mengungkapkan pandangan ke orientasi yang lebih kuat dari kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan subyek dan ini merupakan sumber data proyektif tes.
3. Execution (pelaksanaan) Bagaimana gambar dibuat? Penuh, kosong? Adakah ekspansi?
Tes Warteg mencoba untuk mencari tahu pola reaksi yang permanen dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian kuantitatif dapat dibuat suatu profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada tiap manusia. Demikianlah sekilas uraian tentang beberapa tes grafis, semoga dapat mendorong mahasiswa psikologi untuk mempelajarinya secara lebih mendalam. Potensi yang di ungkap : emosi, intelektual, aktivitas, dan imajinasi. Profil kepribadian : emosi
( terbuka, tertutup ), intelektual ( praktis , spekulatif ), aktivitas  
( dinamis, terkendali ), imajinasi ( kombinatif, kreatif).

E. Sifat - Sifat Fisiognomi
Stimulus 1 : suatu titik di pusat ruangan, menunjukan sesuatu yang terpusat, sentral dan definitif.
stimulus 2 : suatu garis ombak kecil, menunjukan sesuatu yang hidup, bergerak dinamis dan organiss.
Stimulus 3 : garis vertikal tiga sejajar yang berurutan tingginya, menunjukkan seseuatu yang memiliki sifat ajeg ( teratur ), kaku dan meningkat.
Stimulus 4 : Perssegi hitam yang kontras dengan ruangan yang putih, menunjukan seseuatu yang padat dan statis  dan berat.
Stimulus 5 dua gari lurus berlainan arah, meunjukan satu arah dinamika garis mekanis yang tertahan oleh garis diatasnya.
Stimulus 6 garis horisontal dan vertikal terpusat letaknya, menunjukkan sifat sifat tenang, kaku dan sedikit mendorong.
 Stimulus 7 L titik titik garis melengkung, menunjukkan sesuatu yang memiliki sifat halus , menarik tetapi memiliki bentuk yang kompleks. Stimulus 8 garis melengkung menunjukkan suatu arah kepada pembulatan atau kesatuan yang serasi dan bersifat tertutup sampai tersembunyi.

F.   Kategori Fisiognomi
1.    Dilihat dari Respon
     Kategori Organis (Feminitas atau Kewanitaan), yaitu stimulus 1, 2,  7, dan  8.
Kategori Teknis Konstruktif (Maskulinitas atau Kelelakian), yaitu stimulus 3, 4, 5, dan 6.
2. Dilihat dari stimulus
    Kategori Statis, yaitu stimulus 3,4,6 dan 8.
    Kategori Dinamis, yaitu stimulus 1,2,5, dan 7.

Sumber :


Test House Tree Person (HTP)

A.   Sejarah
Pencipta : John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947, direvisi tahun 1948, 1949 dan (revisi Buck & Warren) 1992. Pada prinsipnya dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk mengukur fungsi/kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain, yaitu mengetahui hubungan keluarga.
 Tes HTP (House tree Person) umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan pribadi. Waktu yang dipergunakan dalam tes Psikologi HTP normalnya selama 10 menit.Berikut beberapa alasan digunakannya tes HTP sama seperti tes DAP dan BAUM, yaitu:
- Karena ketiga objek tersebut paling dikenal oleh orang
- Hampir semua orang tak menentang diminta menggambar House Tree Person
- Dibandingkan dengan objek lain, objek yang lebih dapat menstimulir verbalisasi yang sifatya jujur dan bebas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tes Psikologi ini, adalah HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkuta, juga dapat mengetahui bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling penting di interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi).

B.   Prinsip Penyajian Tes 
Ada 2 cara:
1.    Subjek diminta menggambar HTP dalam 1 kertas
2.    Subjek diminta menggambar HTP masing-masing dalam kertas tersendiri à untuk mengukur inteligensi 

C.   Material Tes
    1. Kertas HVS folio
    2. Pensil HB
    3. Meja yang permukaannya rata
    4. Penerangan yang cukup

D.  Waktu
    Dalam psikologi klinis tidak dibatasi (± 10-20 menit)

E. Instruksi
·            Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas” (nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan)
·            Silahkan saudara menggambar rumah, pohon, dan orang pada kertas yang tersedia

 F. Langkah Interpretasi (John N. Buck) 
·   Lebih menekankan pada keseluruhan, yaitu ketiganya harmoni atau tidak
·            Prinsip umum interpretasi à tidak lepas dari masing-masing gambar
    1.Kesan Umum
    2. Gambar Rumah
    3. Gambar Pohon
    4. Gambar Orang
Kesan Umum 
·          Proporsi Gambar à proporsional atau tidak?
·          Posisi à Letak masing-masing gambar
·          Komposisi à Bagaimana ia menempatkan diri individu, apakah menggunakan ratio atau tidak? 
·         Penyelesaian à Berhububungan dg perhatian, penilaian & penghargaan subjek terhadap apa yg disimbolkan dr komponen yg diselesaiakannya. Perhatikan hal yang paling selesai! Bagian gambar yg tidak selesai adl hal yg dianggap tidak penting oleh subjek
Rumah 
·          Menggambarkan kehidupan sosial terutama pola kontak/interaksi interpersonal
·          Merupakan simbol dari peran ibu, sebagai pelindung dan pemelihara
·          Secara keseluruhan dapat dipertimbangkan sebagai refleksi persepsi diri isubjek atau sebagai potret pengalaman di masa lalu subjekpada keluarga serta aspirasinya pada keluarga
Rumah (lanjutan) 
·          Bentuk rumah yang normal, sekurang-kurangnya memiliki 1 pintu, 1 jendela, dinding dan atap
·          Bila subjek menggambar kurang 1 dari bagian tersebut à untuk usia > 7 tahun dan anak normal, menunjukkkan tidak tercukupinya intelektual/gangguan emosi yang berat
·          Penambahan bagian2 dari rumah (di luar bagian2 utama) à keadaan kecemasan menyeluruh
 Bagian-bagian Rumah 
·          Atap : berasosiasi dengan super-ego yang terdapat di dalam keluargaserta hub.sosialnya
·          Dinding : merefleksikan karakteristik ego dalam kontak dengan realitas
·          Jendela & Pintu : berasosiasi dengan bentuk hub.interpersonal dg lingkungan eksternal
·          Jalan setapak : berasosiasi dengan akses untuk melakukan kontak dalam hub. interpersonal
Bagian-bagian Rumah (lanjutan) 
·          Pagar : berasosiasi dengan batas antara lingkungan eksternal (sosial) dengan dunia internal yang dapat berupa aturan-aturan
·          Penampakan rumah : berasosiasi dengan keseluruhan dan fungsi ibu serta gambaran sikap hub.interpersonal subjek
Pohon 
·         Menggambarkan interaksi kehidupan vitalitas/peranan hidup individu yang berssangkutan dalam hubungan dengan kemampuan yang dimilikinya
·         Merupakan simbol peran dari figur ayah

 Orang 
·          Menggambarkan kehidupan hubungan interpersonal yang bersifat umum atau spesifik
·          Merupakan simbol dari kondisi diri subjek


Sumber :


Tes Baum

A.   Sejarah
Tes Baum ini salah satu cara pemeriksaan watak yang diorganisir psikolog Karl Koch, dengan meminta subyek untuk menggambar pohon sesukanya. Dari bentuk pohon yang digambar, psikolog melakukan psikoanalisa. Di klinik psikologi pun, kita sering menggambar 'rumah'. Kenyataannya, cara konseling dengan menggambar rumah atau pohon benar-benar dilakukan untuk menganalisis karakter. Memang hasilnya bisa sedikit meleset berdasarkan umur, mood, atau kondisi fisik saat itu.
B.   Penjelasan
Contoh 1
orang yang menggambar pohon kecil dan di pojok kertas termasuk tipe tak percaya diri. Pohon kering menggambarkan semangat yang melemah dan tiadanya akar menunjukkan perasaan yang tidak tenang.
Contoh 2
berlawanan dengan contoh 1, orang yang menggambar pohon besar dan rimbun termasuk tipe yang penuh percaya diri dan puas akan dirinya. Besaran batangnya dan pohon yang kokoh menunjukkan rasa egois yang kuat.
Contoh 3
bila gambar dahan yang menunjukkan hubungan dengan orang lain atau akar yang menunjukkan kondisi psikologis, tajam seperti menusuk, penggambarnya termasuk tipe agresif dan kurang ramah.
Contoh 4
orang yang menggambarkan daunnya satu persatu dengan baik adalah orang yang trendi dan peduli pada penampilannya. Dahan yang menghadap ke atas menunjukkan bahwa dia tipe terbuka dan dahan bagian tengahnya yang menjulang lurus ke atas menunjukkan dia idealis.
Contoh 5
buah menggambarkan laba atau hasil. Tipe orang yang optimis, tidak takut gagal, dan berpikir positif tentang pekerjaan, pelajaran, atau percintaan. Saat sedang menyukai lawan jenis pun, banyak yang menggambar buah.
Contoh 6
orang yang menggambar pohon cemara atau pinus adalah orang yang egois. Berlawanan dengan bentuk dedaunan yang tampak lembut yang menggambarkan kebaikan hati pada orang lain, daun yang menusuk menggambarkan orang yang kurang bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.
POIN UNTUK MENILAI KARAKTER
1. besar pohon secara keseluruhan = besaran kepercayaan diri si penggambar
● gambar keseluruhan besar : tipe orang yang percaya diri
● gambar keseluruhan kecil : tipe orang yang minder dengan dirinya sendiri
2. batang = besaran semangat
● besar : orang yang aktif dan enerjik
● kecil : orang yang pasif dan lesu
3. akar = kondisi psikologis saat ini
● menancap dengan mantap : keadaan yang tenang dan stabil
● tidak ada tanah atau tidak ada akar : keadaan yang tidak tenang dan stabil
4. dahan = hubungan dengan orang lain (I)
● dahan yang pendek atau tidak ada dahan : tertutup dan tak pandai berhubungan dengan orang lain.
● Dahan yang panjang dan tumbuh memanjang ke atas : terbuka dan berpikiran positif
5. daun, bagian yang hijau = hubungan dengan orang lain (II)
● besar : penuh semangat dan ceria
● kecil : pendiam dan pemalu
● dedaunan yang tampak lembut : penuh toleransi dan baik hati terhadap orang lain
● dedaunan yang tampak menusuk : judes atau pelit pada orang lain

Sumber :
Disorder. (2008). Tes Baum. close-note.blogspot.com/2008/09/tes -baum.html. (15 Maret 2010)